Selasa, 21 Juni 2011

Suku caniago

SUKU nan indak bisa di anjak, MALU nan indak bisa di bagi.

Komunitas terkecil dalam masyarakat Minangkabau disebut SUKU, sedangkan Komunitas besar, dari sudut pandang adat Minang disebut NAGARI. Suku sebagai kelompok terkecil, akan senantiasa terpelihara sepanjang masih terlahirnya anak perempuan yang akan meneruskan garis keturunan Matrilinealnya, walaupun bako /garis Ayah bukanlah urang Minang ( Islam). Mengapa tali ikatan bathin Sapasukuan ini kian longgar, bahkan sudah lepas di Tanah Minang, karena urang Minang sendiri saat ini tidak memahami /menyadari bahwa Kelompok masyarakat terkecil di Minangkabau adalah Suku, bukan hanya sekedar keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak. Bukankah dari sejak zaman Datuak Katumangguangan (Niniak Mamak Urang Piliang) dan Datuak Parpatih Nan Sabatang (Niniak Mamak Urang Chaniago) urang Minang tinggal di sebuah Rumah Gadang, yang dihuni oleh beberapa Mandeh/Ibu, yang diwariskan secara turun temurun kepada anak perempuan nya, yang kelak juga akan membawa suaminya dan berketurunan untuk hidup bersama di Rumah Gadang milik suku nya yang juga memiliki/mewarisi Sawah jo Ladang, Tapian tampek mandi, dan Pandam pakuburan, Barangkali inilah yang menjadi salah satu penyebab membawa pecahnya kekeluargaan Minangkabau, karena niniak mamak, keluarga garis Mandeh/Ibu, atau bahkan Penghulu Adat di pasukuan tidak lagi dianggap sebagai keluarga.

Dari beberapa literasi yang pernah saya baca, Kata suku dari bahasa Sanskerta yang artinya "kaki", satu kaki berarti seperempat dari satu kesatuan. Pada mulanya negeri mempunyai empat suku, Nagari nan ampek suku. Nama-nama suku yang pertama ialah Bodi, Caniago, Koto, Piliang.
Kata-kata ini semua berasal dari sanskerta :
• Bodi dari bhodi (pohon yang dimuliakan orang Budha)
• Caniago dari caniaga (niaga = dagang)
• Koto dari katta (benteng)
• Piliang dari pili hiyang (para dewa) Bodi Caniago adalah kelompok kaum Budha dan saudagar-saudagar (orang-orang niaga) yang memandang manusia sama derajatnya.

Koto Piliang adalah kelompok orang-orang yang menganut agama Hindu dengan cara hidup menurut hirarki yang bertingkat-tingkat. Dalam Tambo, kata-kata Bodi Caniago dan Koto Piliang ditafsirkan dengan : Budi Caniago = Budi dan tango, budi nan baharago, budi nan curigo Merupakan lambang ketinggian Dt. Perpatih nan Sabatang dalam menghadapi pemerintahan aristokrasi Dt. Katumanggungan. Koto Piliang = kata yang pilihan (selektif) dalam menjalankan pemerintahan Dt. Katumanggungan.

**sarantau hilia sarantau mudiak, sayak nan landai katian nan ganok**

Wassalam  
 

sumber sejarah suku caniago

1 komentar: